BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin (bahasa Inggris: vital
amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul
kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Kata ‘vitamin’ berasal dari gabungan kata bahasa
Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine)
yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian. Istilah "vitamin" sebenarnya
sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks
ilmu kesehatan dan gizi. Telah diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang secara normal.
Vitamin
adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet, baik manusia maupun hewan, tetapi esensial untuk reaksi
metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal
serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak
dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk
oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang
terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus
memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi, vitamin berperan
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan
ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan metabolisme?
2.
Bagaimana proses metabolisme?
3.
Bagaimana pengelompokan vitamin?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan tentang Demokrasi dan sebagai salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Biokimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah
segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk
hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti
manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis
(anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau
komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan
atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi
senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
2.2 Metabolisme
Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau
minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan.
Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya,
selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung
dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat,
baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam
lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar
bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama
dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan
proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan
antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan
diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan
dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru
kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati.
Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus
halus diperlihatkan pada tabel berikut:
Jenis Vitamin
|
Mekanisme Penyerapan
|
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
|
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
|
Vitamin C
|
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+
(cepat)
|
Vitamin B1 (Tiamin)
|
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus
banyak).
|
Vitamin B2 (Riboflavin)
|
Difusi pasif
|
Niasin
|
Difusi pasif (menggunakan Na+)
|
Vitamin B6 (Piridoksin)
|
Difusi pasif
|
Folasin (Asam Folat)
|
Menggunakan Na+
|
Vitamin B12
|
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
|
Sumber : google.com
2.3 Pengelompokan
Vitamin Berdasarkan Kelarutan
Berdasarkan kelarutannya, vitamin
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan
semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K).
Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak
dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat
disimpan dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari
vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian
berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak)
dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut
dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh
saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja
di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan
lamanya di dalam tubuh (Anonim, 2011).
Berbeda dengan vitamin yang larut
dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu
bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam
aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan,
vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah,
tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
2.3.1 Vitamin Larut Dalam Lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E,
dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida
larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu
dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai
bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak
dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat
umum, antara lain :
1. Tidak
terdapat di semua jaringan
2.
Terdiri dari unsur-unsur karbon,
hidrogen dan oksigen
3.
Memiliki bentuk prekusor atau
provitamin
4.
Menyusun struktur jaringan tubuh
5.
Diserap bersama lemak
6.
Disimpan bersama lemak dalam tubuh
7.
Diekskresi melalui feses
8. Kurang
stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan
lain sebagainya.
a. Vitamin A (retinol)
Vitamin A adalah vitamin larut lemak
yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang
menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang
mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin
A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran
pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Vitamin A dalam makanan sebagian
besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama
lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil
dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta
karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi
dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu
menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh
kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A
dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol
Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh
berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik
oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan
pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di
dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai
asam retinoat.
b. Vitamin D (colecalciferol)
Vitamin D adalah nama generik dari
dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol
(vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu
dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D
dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat
matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam
tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila
tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui
makanan.
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus
bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus
halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan
di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada
orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana
hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof)
dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3
didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3}
yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3}
adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam darah dan banyaknya
bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling
aktif adalah kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3}
yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh
gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan
pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh
taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang
merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf
konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf kalsium serum yang
rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis
kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama,
tetapi tidak membutuhkan PTH.
c. Vitamin E (tokoferol)
Pada tahun 1922, diketemukan suatu
zat larut lemak yang dapat menegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin
E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan
tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa
digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara
biologik.
Fungsi vitamin E:
1.
Sebagai antioksidan yang larut dalam
lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
2.
Melindungi asam lemak jenuh ganda
komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi
di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu
trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh
ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very
low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar
gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian
diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan
masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi
radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum
endoplasma.
d. Vitamin
K (fitomenadion)
Vitamin K ialah 2-methyl,
1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya
mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion
oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap
panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh
tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari
sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone. Untuk
penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam
empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai
transport carrier bagi vitamin K tersebut.
2.3.2 Vitamin Larut Dalam Air
Vitamin
yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.
Tidak hanya tersusun atas
unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2.
Tidak memiliki provitamin
3.
Terdapat di semua jaringan
4.
Sebagai prekusor enzim-enzim
5.
Diserap dengan proses difusi biasa
6.
Tidak disimpan secara khusus dalam
tubuh
7.
Diekskresi melalui urin
8.
Relatif lebih stabil, namun pada
temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
a. Vitamin
C (asam askorbat)
Vitamin C adalah cristal putih yang
mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam
keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama
bila terkena panas.
Vitamin C mudah diabsorsi secara
aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke
peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi
diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi
sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi
tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
b. Vitamin
B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin
yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak
dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi
terurai pada suasana biasa atau netral.
Tiamin mudah larut dalam air,
sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel
mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai
TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine
pada keadaan normal, eskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada
kondisi defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
c. Vitamin
B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak
atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral
dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali,
dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasa.
Vitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen
(mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning,
larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan
cahaya terutama sinar ultraviolet.
Riboflavin bebas terdapat di
dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga mudah diserap dari rongga
usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas
mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin
Mononukleotida) dialirkan melalui vena portale ke hati.
d. Vitamin
B3 (Niasin)
Vitamin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam
tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai
jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3
termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani,
seperti ragi, hati,
ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa
sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi,
antara lain gandum dan kentang
manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan,
keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi
enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam
berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan,
terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik
antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai
dari daging, susu, ginjal, dan hati
hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti
halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit
pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah
keram otot serta kesulitan untuk tidur.
f. Vitamin B6 (Piridoksin,
Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang
digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain
itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibodi sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap antigen atau
senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah
satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di beras, jagung,
kacang-kacangan, hati, ikan, daging dan sayuran. Vitamin ini merupakan
bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan transaminase
tertentu.
Piridoksin hidroklorida adalah
bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.
Fungsi vitamin B6:
1. Sebagai
koenzim terutama dalam transaminasi
2. Dekarboksilasi
3. Reaksi lain
yang berkaitan dengan metabolisme protein
4. PLP mengatur
sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat
(gamma-amino-butiric-acid/GABA).
Kekurangan vitamin B6
menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein,
seperti lemah dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada
bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem
syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kram.
g. Vitamin B12
(Kobalamin)
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan
jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak
ditemukan pada tanaman. Oleh
karena itu, vegetarian sering kali
mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin B12
merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total,
tetapi selalu diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil
fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari
struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang.
Vitamin ini banyak berperan dalam
metabolisme energi di dalam
tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan
dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur,
hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan
vitamin B12.
Anemia Persiosa adalah penyakit
gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan pemberian makanan yang mengandung
100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini dalam makanan adalah
5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin. Sianokobalamin
adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari
fermentasi bakteri.
Absorpsi vitamin B12 mempunyai
mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam sekresi gaster terdapat enzim
transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat
vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang
menghuni rongga usus. Pada manusia, FI dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.
No
|
Nama Vitamin
|
Sumber
|
Fungsi
|
Akibat Kelebihan dan Kekurangan
Mengkonsumsi
|
1
|
Vitamin B1 (tiamin) = C12H17ON4S
|
Hati, ginjal, susu, mentega, kuning telur, ikan,
kacang-kacangan, dan kulit ari padi
|
· Koenzim
dan metabolisme
· Metabolisme
karbohidrat
· Memelihara
fungsi sistem saraf
· Memelihara
sistem pencernaan dan nafsu makan
|
· Nyeri saat
perjalanan impuls di saraf perifer
· Pembengkakan
neuron pada susunan saraf pusat
· Beri-beri
dan endema
· Hilang
nafsu makan
· Gangguan
jantung dan otot
· Mata lemah
|
2
|
Vitamin B2 (riboflavin laktoflavin) = C17H20O6N4
|
Hati, ginjal, jantung, otak, susu, telur, mentega,
sayuran, dan ragi
|
· Transmisi
rangsangan cahaya ke saraf mata
· Menjaga
nafsu makan
· Memelihara
kulit di sekitar mulut
|
· Luka di
sudut bibir (keilosis)
· Katarak
· Dermatitis
· Diare
· Kelemahan
otot
|
3
|
Vitamin B3 (niasin) = C6H5O2N
|
Susu, hati, ikan, telur, dan sayur-sayuran
|
· Pertumbuhan
sel
· Bersama
fosfat membentuk koenzim yang berperan dalam respirasi sel
|
· Penyakit
pelagra dengan gejala 3D (radang kulit/dermatitis, diare, dan demensia)
|
4
|
Vitamin B5 (asam pantotenat) = C9H17O3N
|
Ragi, hati, kuning telur, daging, buah-buahan dan
sayur-sayuran
|
· Memelihara
tingkat gula darah yang normal
· Komponen
struktur koenzim-A yang berperan dalam proses oksidasi sel
|
· Radang
kulit
· Nafsu
makan menurun
· Insomnia
|
5
|
Vitamin B6 (piridoksin) = C8H12O2N
|
Sayuran hijau, hati, daging, telur, dan susu
|
· Memelihara
keseimbangan unsur P dan K dalam sel
· Aktif
dalam pembentukan antibodi dan beberapa koenzim dalam metabolisme
|
· Peradangan
kulit
· Anemia
|
6
|
Vitamin B11 (asam folat) = C12H12O6N7
|
Kacang-kacangan, ragi, hati, daging, pisang, lemon, dan
sayuran hijau
|
· Pembuatan
koenzim untuk produksi eritrosit
· Membentuk
asam nukleat untuk sintesis protein
|
· Anemia
· Diare
· Megaloblastosis
(membesarnya eritrosis)
· Terhambatnya
petumbuhan
|
7
|
Vitamin B12 (sianokobalin = anti anemia
pernisiosa) = C63H90O3N2S
|
Daging, unggas, ikan, telur, susu,keju,hati, udang
dan kerang
|
· Metabolisme
sel dan pertumbuhan jaringan
· Pembentukan
eritrosit
|
· Kelelahan
· Pusing
· Anemia
· Peradangan
saraf
|
8
|
Vitamin H (biotin) = C10H16O3N2S
|
Kacang-kacangan, hati, dan kuning telur
|
· Koenzim
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
|
· Depresi
· Kurang
nafsu makan
|
9
|
Vitamin C (asam askrobat = C6H8O6
|
Jeruk, tomat, nanas, pepaya, semangka, stroberi,
hati dan sayur-sayuran segar
|
· Pembentukan
serabut kolagen
· Menjaga
elastisitas kapiler darah
· Menjaga
perlekatan akar gigi pada gusi
· Koenzim
reaksi katabolisme karbohidrat dan lemak
|
· Pendarahan
pada gusi dan persendian
· Otot sakit
· Degenerasi
(pengurangan) sel-sel kulit
· Skorbut
(penyakit karena kekurangna vitamin C)
|
10
|
Vitamin A (retinol = anti seroftalmia) = C20H30O
|
Sayur-sayuran dan buah-buahan, berwarna kuning dan
merah (mengandung karoten), hati, susu, dan daging
|
· Memelihara
kesehatan mata dan kulit
· Pertumbuhan
tulang dan gigi
|
· Xeroftalmia
(terganggunya kelenjar air mata)
· Rabun
senja
· Kulit
kasar
· Kelelahan
|
11
|
Vitamin D (ergosterol = kalsiferol) = C28H44O
|
Susu, minyak ikan, kuning telur, ragi, dan sinar
ultraviolet
|
· Absorpsi
fosfor dan kalsium
· Pembentukan
tulang dan gigi
|
· Rakhitis
(pada bayi)
· Osteomalasia
(melunaknya tulang pada orang dewasa)
|
12
|
Vitamin E (tokoferol = antisterilitas)= C29H50O2
|
Kecambah, susu, kuning telur, kacang-kacangan,
tumbuhan hijau dan biji gandum
|
· Pembentuka
eritrosit
· Fungsi
reproduksi
· Mencegah
oksidasi lemak tak jenuh
|
· Penimbunan
lemak pada otot
· Kemandulan
· Pecahnya
eritrosit
|
13
|
Vitamin K (filokinon = anti hemoragia) = C31H46O2
|
Sayuran hijau, hati dan daging
|
· Pembekuan
darah
· Pembentukan
protombin dalam hati
|
· Darah
sukar membeku
· Pendarahan
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme. Vitamin berperan mengatur metabolisme, mengubah lemak dan
kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan,
regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh
dan pembekuan darah.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang
terjadi di dalam makhluk hidup. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme)
dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel
hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan
vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena
sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan
dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam
tubuh.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme
yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut
lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi
pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron
(lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung
dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut
air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan, semoga dapat
menambah wawasan tentang Demokrasi bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini
belumlah sempurna, masih terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, demi lebih
sempurnanya makalah ini.
lebih baik dilengkapi daftar pustaka...
BalasHapus