BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sistem endokrin merupakan system
kelenjar yang memproduksi substans untuk digunanakan di dalam tubuh. Kelenjar
endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khusus
diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon
umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh
bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang
dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk
menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus,
diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas
sehingga timbul sekresi enzim.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana
Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?
2. Apa pengertian
Hormon ?
3. Organ apa saja yang dapat
menghasilkan hormon?
4. Apa saja jenis-jenis hormon
tersebut?
5. Bagaiman
proses fisiologi hormon?
6. Apa Fungsi Hormon?
1.3 Metode Penulisan
Metode yang
digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul “Anatomi &
Fisiologi Sistem Endokrin” ini adalah Berdasarkan metode literature (pustaka)
dan
mengintisarikan buku-buku pustaka dan informasi didapat dari jaringan
internet.
1.4 Tujuan Penulis
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengajar
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak serta untuk menambah pengetahuan
tentang Fisiologi Sistem Endokrin itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjar
endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis
sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh
kapiler.
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem
saraf.
Kelenjar
endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya
hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya
efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar
eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan
saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar
tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon
tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis
/ pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal
suprarenalis, dan kelenjar timus.
2.2 Pengertian Hormon
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke
dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan
di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari
rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid,
yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang
sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di
permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan
mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
-Hormon
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri
seksual
-Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
-Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
-Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
-Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1
atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh.
Misalnya, TSH dihasilkan oleh
kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon
tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel
di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan
mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
2.3 Organ Penghasil Hormon dan Hormon yang di Hasilkan
2.3.1 Kelenjar Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar hipofisis terletak di dalam lekukan tulang sela tursika di bagian tengah tulang baji. Hipofisis merupakan kelenjar buntu terbesar. Ukuran kelenjar tersebut kira-kira sebesar kacang dan terdiri atas tiga lobi.
1) Lobi Depart (Lobi Anterior)
Bagian lobi depan menghasilkan bermacam-macam hormon pengatur beberapa hormon lain, antara lain sebagai berikut.
a) Somatotrop Hormone (STH)
Somatotrop Hormone (STH) disebut juga hormon pertumbuhan yang bekerja menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifisis dari tulang pipa. Kelebihan hormon tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan tersebut terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan menyebabkan penebalan pada tulang wajah, tengkorak, Langan, dan kaki yang disebut akromegali. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kerdil (katai).
b) Luteotropic Hormone (LTH)
Luteotropic Hormone (LTH) disebut juga hormon prolaktin atau laktogen yang berfungsi untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
c) Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) disebut juga hormon teotrop yang berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar timid.
d) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) disebut juga hormon adrenotropin yang berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan inkresi kelenjar korteks adrenal.
e) Gonadotropic Hormone
Gonadotropic Hormone disebut juga hormon kelenjar kelamin. Hormon tersebut terdiri atas sebagai berikut.
(1) Folide Stimulating Hormone (FSH), , merangsang pertumbuhan dan pernatangan folikel. Folikel dalah sebuah gelembung kecil yang berisi ovum.
(2) Luteinizing Hormone (LH), menyebabkan folikel yang telah matang pecah dan ovum keluar. Peristiwa itu disebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah pecah berubah menjadi korpus leteum yang menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.
Pada laki-laki, FSH dan LH mengatur pembentukan hormon testosteron.
2). Lobi Tengah (Lobi Intermedia)
Pada manusia, bagian lobi tengah mengalami kemunduran (rudimenter) dan fungsi hormon yang dihasilkan belum jelas. Pada katak, bagian lobi tengah menghasilkan Melanocyte Stimu¬lating Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon tersebut berperan dalam mengatur perubahan warns kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pads sel-sel melanofora kulit.
3). Lobi Belakang (Lobi Posterior)
Lobi belakang menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu vasopresin (ADH), pretesin, dan oksitosin. Vasopresin dan pretesin berfungsi untuk mempengaruhi tekanan darah, sedangkan oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran.
Kelenjar hipofisis wring juga disebut sebagai master of glands karena mampu menghasilkan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi fungsi hormon-hormon lain. Untuk mempermudah memahami berbagai hormon yang dihasilkan hipofisis.
2.3.2. Kelenjar Gondok (Kelenjar Tiroid)
Kelenjar gondok terdiri atas dua lobi. Letak kelenjar tersebut di kanan dan kiri trakea daerah faring. Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin yang terbentuk dari asam amino tiroksin dan yodium.
Fungsi hormon tiroksin adalah mempengaruhi metabolisme sel serta mempengaruhipertumbuhan, perkembangan, dan diferenstast jaringan tubuh. Hormon tiroksin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan kedewasaan. Kekurangan tiroksin (hipotiroidisme) pada masa kanak-kanak min pertumbuhan tubuh dan mentalnya terganggu (kretinisme). Anak umur 14-15 tahun tubuhnya pendek, perut buncit, dan mentalnya terbelakang sehingga is tidak dapat makan sendiri. Pada orang dewasa, hipotiroidisme tidak begitu serius akibatnya karena pertumbuhannya sudah selesai. Keadaan itu disebut miksedema.
Gejalanya adalah kecepatan metabolisme turun, lemak di bawah kulit bertambah, kulit menjadi kasar, dan kegiatan fisik maupun mental menjadi lamban. Kekurangan tiroksin dapat disebabkan oleh kekurangan unsur I (yodium) pada makanan. Biasanya kelenjar tiroid menjadi besar sebagai penyesuaian untuk memperoleh unsur yodium semaksimal mungkin, disebut gondok.
Kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme yang akan menyebabkan morbus Basedowi, yaitu metabolisme meningkat, denyut jantung meningkat, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, dan bola mata terbelalak (eksoftalmus).
2.3.3. Kelenjar Anak Gondok (Kelenjar Paratiroid)
Kelenjar anak gondok terletak di permukaan belakang tiroid. Hormon yang dihasilkan adalah parathormon yang berfungsi dalam mengatur pemakaian ion Ca dan P pada jaringan. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan kekejangan otot (tetani).
2.3.4. Kelenjar Timus
Kelenjar tintus.merupakan tempat penimbunan hormon somatotrop. HoiIlion tersebut hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.
2.3.5. Kelenjar Anak Ginjal (Kelenjar Adrenal)
Terletak di atas ginjal dan terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.
1) Korteks menghasilkan hormon sebagai berikut.
a. Cortisol (Glucocorticoid), mengaktifkan norepinefrin menjadi epinefrin. Keduanya menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
b. Aldosteron (Mineralocorticoid), berfungsi dalam absorpsi Na' dan penambahan ekskresi K oleh ginjal serta terjadi penambahan volum cairan ekstraseluler.
2) Medulla menghasilkan hormon adrenalin yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, mempercepat denyut jantung, dan memobilisasi gula dari hati,otot
2.3.6. Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus).
2.3.7. Kelenjar Usus dan Lambung
Kelenjar duodenum menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang berfungsi merangsang pengeluaran cairan empedu. Kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah lambung.
2.3.8. Kelenjar Kelamin (Gonad)
Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormon dan sel-sel kelamin. 'Kelenjar kelamin tersebut dibedakan atas sebagai berikut.
1. Kelenjar Kelamin Pria (Testis)
Menghasilkan hormon androgen dan sel sperma. Diantara hormon androgen yang terpenting adalah[testosterolliengan fungsi mempertahankan proses spermatogenesis dan menghambat sekresi LH oleh hipofisis.
2. Kelenjar Kelamin Wanita (Ovarium)
Menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon yang meliputi sebagai berikut.
a. Estrogen dihasilkan oleh sel-sel folikel. Fungsi estrogen adalah menyebabkan ciri-ciri kelamin sekunder di awal masa remaja dan turut membantu dalam persiapan pembentukan endometrium untuk menerima embrio.
b. Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah ditinggalkan ovum. Fungsi progesteron adalah menjagaT~balanendometrjgU menghambat produksi FSH oleh hipofisis, dan pada ibu yang habis bersalin, progesteron bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu.
2.4 Proses Fisiologi Hormon
Kelenjar hipofisis terletak di dalam lekukan tulang sela tursika di bagian tengah tulang baji. Hipofisis merupakan kelenjar buntu terbesar. Ukuran kelenjar tersebut kira-kira sebesar kacang dan terdiri atas tiga lobi.
1) Lobi Depart (Lobi Anterior)
Bagian lobi depan menghasilkan bermacam-macam hormon pengatur beberapa hormon lain, antara lain sebagai berikut.
a) Somatotrop Hormone (STH)
Somatotrop Hormone (STH) disebut juga hormon pertumbuhan yang bekerja menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifisis dari tulang pipa. Kelebihan hormon tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan tersebut terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi maka akan menyebabkan penebalan pada tulang wajah, tengkorak, Langan, dan kaki yang disebut akromegali. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan tubuh menjadi kerdil (katai).
b) Luteotropic Hormone (LTH)
Luteotropic Hormone (LTH) disebut juga hormon prolaktin atau laktogen yang berfungsi untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
c) Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) disebut juga hormon teotrop yang berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar timid.
d) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) disebut juga hormon adrenotropin yang berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan inkresi kelenjar korteks adrenal.
e) Gonadotropic Hormone
Gonadotropic Hormone disebut juga hormon kelenjar kelamin. Hormon tersebut terdiri atas sebagai berikut.
(1) Folide Stimulating Hormone (FSH), , merangsang pertumbuhan dan pernatangan folikel. Folikel dalah sebuah gelembung kecil yang berisi ovum.
(2) Luteinizing Hormone (LH), menyebabkan folikel yang telah matang pecah dan ovum keluar. Peristiwa itu disebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah pecah berubah menjadi korpus leteum yang menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.
Pada laki-laki, FSH dan LH mengatur pembentukan hormon testosteron.
2). Lobi Tengah (Lobi Intermedia)
Pada manusia, bagian lobi tengah mengalami kemunduran (rudimenter) dan fungsi hormon yang dihasilkan belum jelas. Pada katak, bagian lobi tengah menghasilkan Melanocyte Stimu¬lating Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon tersebut berperan dalam mengatur perubahan warns kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pads sel-sel melanofora kulit.
3). Lobi Belakang (Lobi Posterior)
Lobi belakang menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu vasopresin (ADH), pretesin, dan oksitosin. Vasopresin dan pretesin berfungsi untuk mempengaruhi tekanan darah, sedangkan oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran.
Kelenjar hipofisis wring juga disebut sebagai master of glands karena mampu menghasilkan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi fungsi hormon-hormon lain. Untuk mempermudah memahami berbagai hormon yang dihasilkan hipofisis.
2.3.2. Kelenjar Gondok (Kelenjar Tiroid)
Kelenjar gondok terdiri atas dua lobi. Letak kelenjar tersebut di kanan dan kiri trakea daerah faring. Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin yang terbentuk dari asam amino tiroksin dan yodium.
Fungsi hormon tiroksin adalah mempengaruhi metabolisme sel serta mempengaruhipertumbuhan, perkembangan, dan diferenstast jaringan tubuh. Hormon tiroksin mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan kedewasaan. Kekurangan tiroksin (hipotiroidisme) pada masa kanak-kanak min pertumbuhan tubuh dan mentalnya terganggu (kretinisme). Anak umur 14-15 tahun tubuhnya pendek, perut buncit, dan mentalnya terbelakang sehingga is tidak dapat makan sendiri. Pada orang dewasa, hipotiroidisme tidak begitu serius akibatnya karena pertumbuhannya sudah selesai. Keadaan itu disebut miksedema.
Gejalanya adalah kecepatan metabolisme turun, lemak di bawah kulit bertambah, kulit menjadi kasar, dan kegiatan fisik maupun mental menjadi lamban. Kekurangan tiroksin dapat disebabkan oleh kekurangan unsur I (yodium) pada makanan. Biasanya kelenjar tiroid menjadi besar sebagai penyesuaian untuk memperoleh unsur yodium semaksimal mungkin, disebut gondok.
Kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme yang akan menyebabkan morbus Basedowi, yaitu metabolisme meningkat, denyut jantung meningkat, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, dan bola mata terbelalak (eksoftalmus).
2.3.3. Kelenjar Anak Gondok (Kelenjar Paratiroid)
Kelenjar anak gondok terletak di permukaan belakang tiroid. Hormon yang dihasilkan adalah parathormon yang berfungsi dalam mengatur pemakaian ion Ca dan P pada jaringan. Kekurangan hormon tersebut dapat menyebabkan kekejangan otot (tetani).
2.3.4. Kelenjar Timus
Kelenjar tintus.merupakan tempat penimbunan hormon somatotrop. HoiIlion tersebut hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.
2.3.5. Kelenjar Anak Ginjal (Kelenjar Adrenal)
Terletak di atas ginjal dan terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.
1) Korteks menghasilkan hormon sebagai berikut.
a. Cortisol (Glucocorticoid), mengaktifkan norepinefrin menjadi epinefrin. Keduanya menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
b. Aldosteron (Mineralocorticoid), berfungsi dalam absorpsi Na' dan penambahan ekskresi K oleh ginjal serta terjadi penambahan volum cairan ekstraseluler.
2) Medulla menghasilkan hormon adrenalin yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, mempercepat denyut jantung, dan memobilisasi gula dari hati,otot
2.3.6. Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Kelenjar langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan kencing manis (diabetes mellitus).
2.3.7. Kelenjar Usus dan Lambung
Kelenjar duodenum menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang berfungsi merangsang pengeluaran cairan empedu. Kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah lambung.
2.3.8. Kelenjar Kelamin (Gonad)
Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormon dan sel-sel kelamin. 'Kelenjar kelamin tersebut dibedakan atas sebagai berikut.
1. Kelenjar Kelamin Pria (Testis)
Menghasilkan hormon androgen dan sel sperma. Diantara hormon androgen yang terpenting adalah[testosterolliengan fungsi mempertahankan proses spermatogenesis dan menghambat sekresi LH oleh hipofisis.
2. Kelenjar Kelamin Wanita (Ovarium)
Menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon yang meliputi sebagai berikut.
a. Estrogen dihasilkan oleh sel-sel folikel. Fungsi estrogen adalah menyebabkan ciri-ciri kelamin sekunder di awal masa remaja dan turut membantu dalam persiapan pembentukan endometrium untuk menerima embrio.
b. Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah ditinggalkan ovum. Fungsi progesteron adalah menjagaT~balanendometrjgU menghambat produksi FSH oleh hipofisis, dan pada ibu yang habis bersalin, progesteron bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu.
2.4 Proses Fisiologi Hormon
2.4.1 Hormon
Testosteron
Testosteron
merupakan hormon penting yang berperan dalam pembentukan karakteristik seksual
laki-laki dan perempuan. Meski memengaruhi pria dan wanita, testosteron
memainkan peran yang jauh lebih besar pada pria dibandingkan wanita.
Testosteron
memiliki banyak fungsi mulai dari pembentukan massa otot, memperkuat tulang,
hingga untuk pematangan perkembangan alat reproduksi dan pertumbuhan janin.
Berikut beberapa tahap pembentkan horomon testosteron:
1. Hipotalamus
Produksi
testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah otak.
Karena rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan
hipotalamus untuk mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing hormone
(GnRH).
2. Kelenjar Pituitari
Setelah
GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon tersebut ke
kelenjar pituitari. Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan kelenjar
pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating
hormone dan luteinizing hormone dan memasukkannya ke dalam aliran darah.
3. Testis
Setelah
dalam aliran darah, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone
melakukan perjalanan baik ke testis laki-laki, atau indung telur perempuan. Dalam
testis, hormon tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig
untuk mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk hormon testosteron.
Testosteron
kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas yang telah
ditetapkan oleh hipotalamus.
4. Ovarium
Pada
wanita, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses ini,
follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone mengaktifkan sel-sel
thecal ovarium. Sel-sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh
menjadi testosteron.
5. Kelenjar Adrenal
Sejumlah
kecil testosteron juga diproduksi dalam kelenjar adrenal. Hal ini dapat terjadi
baik pada pria maupun wanita. Proses ini dilakukan dengan mengaktifkan sel-sel
zona reticularis kelenjar adrenal untuk mensintesis kolesterol menjadi
testosteron.
2.4.2 Hormon Tiroid
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar
tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago
krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid
berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid
menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3).
Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih
sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat
plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada
jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di
serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang
kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit. (Guyton. 1997)
Proses pembentukan
hormon tiroid adalah:
(1) Proses penjeratan
ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida
kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
(2) Proses pembentukan
tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan
mensekresi hormon tiroid;
(3) Proses
pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim
peroksidase dan hidrogen peroksidase.
(4) Proses iodinasi
asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H)
pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium
terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses
ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
(5) Proses organifikasi
tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh
satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi
diiodotirosin)
(6) Proses coupling
(penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin bergabung
dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin
bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin.
Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus
dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga
sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan
hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari
protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya
lebih lemah. (Guyton. 1997)
2.4.3 Hormon Adrenal
Kortek adrenal
mensintesis molekul steroid yang dipilah menjadi tiga kelompok hormon yaitu
glukokortikoid, mineralkortikoid dan androgen dengan zona/lapisan penghasil
yang berbeda-beda.
Seperti
kita ketahui, kortek adrenal mempunyai 3 lapisan/zona yaitu :
a. Zona glomerulosa à
memproduksi hormon mineralkortikoid
b. Zona fasikulata à memproduksi
hormon glukokortikoid (bersama dengan zona reticularis)
c. Zona reticularis à
memproduksi homon androgen
Kolesterol, yang
didapatkan dari makanan dan sintesis endogen adalah bahan untuk
steroidogenesis. Uptake kolesterol dilakukan oleh LDL receptor. Dengan
stimulasi dari ACTH, jumlah receptor LDL meningkat
Di bawah ini, adalah skema
jalanya sintesis dari hormon steroid adrenal :
Keterangan :
·
Sisntesis mineralkokrtikoid
Pregnenolon diubah
menjadi progesterone oleh dua buah enzim reticulum endoplasma halus yaitu 3β-hidroksisteroid dehidrogenase dan Δ5,4
isomerase. Progesterone mengalami hidroksilase pada posisi C21
untuk membentuk 11-deoksikotrikosteron, yang merupakan mineralkortikoid yang
aktif (menahan ion Na+). Hidroksilase berikutnya, pada C11,
menghasilkan kortikosteron. Enzim 18-hidroksilase bekerja pada kortikosteron
membentuk 18 hidroksikortikosteron yang diubah menjadi aldosteron oleh konversi
18-alkohol menjadi aldehid
·
Sintesis glukokortikoid
Sintesis kortisol
memerlukan tiga enzim hidroksilase yang bekerja secara berurutan pada posisi C17,
C21, C11. Dua reaksi pertama berlangsung cepat ,
sementara hidroksilasi C11 berlangsung lambat. 17α-hidroksilase
merupakan enzim reticulum endoplasma halus yang bekerja pada pregnenolon.
17α-hidroksiprogesteron mengalami hidroksilase pada posisi C21 oleh
21-hidroksilase hingga membentuk 11-deoksikortisol yang kemudian juga
dihidroksilasi oleh 11β-hidroksilase pada posisi C11 untuk membentuk
kortisol.
·
Sintesis androgen
Hormon androgen yang
utama yang dihasilkan oleh korteks adrenal adalah dehidroepiandrosteron (DHEA).
DHEA sebenarnya adalah sebuah prehormon karena kerjanya 3β-OHSD dan Δ5,4
isomerase akan mengubah DHEA androgen yang lemah menjadi androstenedion yang
lebih poten. Reduksi androstenesion pada posisi C17 mengakibatkan
pembentukan testosterone.
2.5 Fungsi Hormon
Hormon
|
Yang menghasilkan
|
Fungsi
|
Aldosteron
|
Kelenjar adrenal
|
Membantu keseimbangan garam & air dengan cara menahan
garam & air serta membuang kalium
|
Antidiuretik(vasopresin)
|
Kelenjar Hipofisa
|
1. Menyebabkan ginjal menahan air
2. Bersama dengan aldosteron,
membantu mengendalikan tekanan darah
|
Kartikosteroid
|
Kelenjar adrenal memiliki efek yang luas diseluruh
tubuh
|
1. Anti peradangan
2. Mempertahankan kadar gula
darah,tekanan darah & kekuatan otot
3. Membantu mengendalikan tekanan
darah
|
Kartikotropin
|
Kelenjar Hipofisa
|
Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon
oleh korteks adrenal
|
Eritropoietin
|
Ginjal
|
Merangsang pembentukan sel darah merah
|
Estrogen
|
Indung telur
|
Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem
reproduksi wanita
|
Glukagon
|
Pankreas
|
Meningkatkan kadar gula darah
|
Hormon pertumbuhan
|
Kelenjar Hipofisa
|
1. Mengendalian pertumbuhan &
perkembangan
2. Meningkatkan pembentukan
protein
|
Insulin
|
Pankreas
|
1. Menurunkan kadar gula
darah
2. Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di seluruh tubuh
|
LH (Luteinizing Hormone)
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
|
Kelenjar Hipofisa
|
1. Mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma & smentum,pematangan sel telur,siklus menstruasi)
2. Mengendalikan ciri seksual pria
& wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan
kulit, suara & bahkan mungkin sifat kepribadian
|
Oksitosin
|
Kelenjar Hipofisa
|
Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu
di payudara
|
Hormon Paratiroid
|
Kelenjar Paratiroid
|
1. Mengendalikan pembentukan
tulang
2. Mengendalikan pelepasan kalsium
& fosfat progesteron indung telur
3. Mempersiapkan lapisan rahim
untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
4. Mempersiapkan kelenjar susu
untuk menghasilkan susu
|
Polaktin
|
Kelenjar Hipofisa
|
Memulai & mempertahankan pembentukan susu di
kelenjar susu
|
Renin & angiotensin
|
Ginjal
|
Mengenalikan tekanan darah
|
Hormon Tiroid
|
Kelenjar Tiroid
|
Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan
metabolisme
|
TSH (Tyroid-Stimulating Hormone)
|
Kelenjar Hipofisa
|
Merangsang pembentukan & pelepasan kelenjar
tiroid
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi
untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang
bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan
kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum.
hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan penuh
kekurangan dan semoga dapat menambah wawasan tentang Fisiologi Sistem Endokrin
bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna, masih terdapat
kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, demi lebih sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Winning303 Agen Togel Terpercaya dan Terbaik saat ini..
BalasHapusDapatkan Angka Mustika Ratu Nyi Roro Kidul Setiap Hari...
Diskon hingga 65%... Tak Perlu Bayar Mahal!!!
Dapatkan ID nya Sekarang Juga...Gratis pembuatan user ID..
Menang Berapun DIbayar...Sudah Terbukti Kualitasnya...
Masih Berani Coba-coba yang lain??
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: +6287785425244